Seberapa Pedas Sih Makanan Yang Aman Dikonsumsi? Ini Dia Ulasannya
Agen Bola - Dari sekian banyak jenis makanan, makanan pedas menjadi salah favorit masyarakat Indonesia. Sensasi rasa dan aromanya yang tajam, membuat hidangan ini begitu dicintai.
Namun, pernahkah Anda berpikir, seberapa pedas makanan yang aman untuk dikonsumsi? Apakah indikatornya ketika tubuh sudah mulai berkeringat, atau saat mulut sudah terasa seperti terbakar?
Pertanyaan seperti ini patut dipertimbangkan mengingat tantangan ALS Pepper Challenge (menyantap paprika mentah) tengah digrandrugi orang-orang barat. Selebriti Hollywood seperti Kelly Clarkson dan Shaquille O'Neal telah menerima tantangan tersebut. ALS Pepper Challenge sendiri dilakukan dengan maksud untuk menggalang dana sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit neurodegeneratif.
Nah, sebelum kalap menyantap sambal atau nekat mengikuti tantangan tersebut, ada beberapa hal penting yang wajib Anda ketahui. Ahli gizi Wendy Bazilian menjelaskan bahwa sensasi pedas yang ditimbulkan oleh cabai atau paprika berasal dari senyawa utama yang disebut capsaicin.
"Capsaicin menempel pada reseptor pada indera perasa yang mendeteksi suhu dan mengirimkan sinyal panas dan pedas ke otak," jelas Bazilian yang juga merupakan penulis buku Eat Clean, Stay Lean.
Lebih lanjut, Bazilian menjelaskan, jumlah atau tingkat panas pada cabai juga dipengaruhi tingkat capsaicin yang dikandungnya. Untuk mengetahui seberapa pedas jenis cabai tertentu, penikmat makanan pedas dapat merujuk pada daftar Scoville yang mengurutkan tingkat kepedasan sesuai dengan jumlah capsaicin. Menurut daftar tersebut, Trinidad scorpion lah yang dianggap sebagai cabai paling pedas.
Terkait isu bahaya mengonsumsi cabai atau makanan pedas, Bazilian mengatakan bahwa isu ini hanya satu dari sekian banyak mitos yang berkembang di masyarakat. Namun, bukan berarti tidak ada bahaya yang terkait ketika menyantap makanan itu hingga mulut terasa berapi-api. Mengapa? Ketika seseorang menyantap cabai atau paprika yang sangat panas, otak akan menerima sinyal 'rasa sakit' yang dapat menyebabkan sakit perut, mual, atau muntah.
Perut akan bereaksi seolah-olah Anda telah mengonsumsi zat beracun, dan cenderung bekerja keras untuk melepaskan apapun zat atau senyawa yang baru saja masuk ke dalam tubuh.
"Jika muntah, asam yang muncul dari lambung dapat mengiritasi kerongkongan. Namun, kembali lagi tergantung pada seberapa pedas cabai yang dikonsumsi. Semakin pedas tentu dapat menyebabkan kerusakan yang lebih serius," terang Bazilian.
Ia pun sempat menceritakan sebuah kejadian tragis yang dialami seorang pria pada Oktober 2016. Kala itu, kerongkongan pria tersebut 'terbakar' hingga berlubang setelah mengonsumsi ghost pepper saat mengikuti sebuah kontes makan. Reaksi potensial lainnya yang bisa dialami para pencinta makanan super pedas ini juga termasuk mati rasa dan kesulitan bernapas.
Kendati demikian, Bazilian tidak memungkiri bahwa cabai dan makanan pedas lainnya juga memiliki manfaat kesehatan. Penelitian menunjukkan, bahan-bahan makanan yang kaya capsaicin seperti cabai rawit, dapat membantu menurunkan berat badan dengan mengekang nafsu makan, serta meningkatkan sistem metabolisme tubuh terutama dalam membakar kalori.
Cabai rawit juga sudah terbukti ampuh menyembuhkan sinus, mengurangi rasa sakit, dan mencegah pertumbuhan bakteri penyakit di dalam tubuh. Nah, untuk mendapatkan manfaat kesehatan tersebut, pilihlah varietas cabai yang tidak terlalu tinggi pada skala atau daftar Scoville. Anda juga harus mengolahnya terlebih dahulu bukan mengonsumsi langsung.
"Dengan cara ini dampak pada lidah, kerongkongan, dan perut lebih rendah," tutup Bazilian.
Comments
Post a Comment